Menanti Masa lalu

Chapter 1-
     Banyak yang bertanya kenapa sampai hari ini aku masih sendiri, di umur yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi 24 tahun aku masih terlihat sendiri tanpa pendamping.
Tak seperti anak muda lainnya yang mungkin sudah menemukan pendamping hidupnya.
     Sebenarnya ada alasan kenapa aku masih betah sendiri di umur yang sudah tidak muda lagi.
Semua berawal dari kisahku waktu SMA .

Waktu SMA »

     Hari itu aku datang agak terlambat seperti biasa kelas sudah penuh dan ribut, ada hal yang tak biasa hari ini ternyata kelasku kedatangan murid baru yang tidak lain dia adalah teman semasa SMP dulu.
Tanpa pikir panjang aku menghampirinya, saat itu dia sedang duduk sendiri di bangku tengah barisan ke 3 dari depan dan aku mencoba  menyapanya.

       'Hei Dery kan? Kok bisa disini gak salah nih?' - tanyaku spontan kepadanya.

        'Eh hai iya, hmm Kamu Keina kn, yang waktu SMP suka nonjok orang dan jago berantem itu kan' - jawabnya sambil mengingat masa-masa SMP

          'Sok lupa deh kamu, iya ini aku Keina kenapa juga bisa ketemu kamu lagi disini , udah bagus beda sekolah kemaren' - ucapku mendengus didepannya

         'Dasar Kei gak berubah ya kamu masih aja galak' - ucap Dery sambil melihatku serius

          'Kok bisa nyasar masuk sekolah sini kamu? Gak betah ya jauh dari aku' - godaku padanya

          'Enak aja, Ke Pede an banget jd orang, aku pindah kesini karena bosan aja disana' - jawabnya nakal

           ' Gayanya bosan, sekelas lagi deh sama kamu semoga ini kelas adem ayem aja ya. Ok deh selamat datang di sekolah Mutiara bangsa dan selamat sekelas!' - ucapku tegas sambil meninggalkannya pergi menuju bangku ku.

Masih gak habis pikir sama itu orang kenapa juga ketemu lagi jangan sampai rasa itu muncul lagi, aku sudah berusaha menghilangkannya dan sekarang dia malah hadir tepat didekatku - Keluh ku dalam hati sambil melihat ke papan tulis melihat penjelasan pak Martono yang gak ada satu pun aku mengerti.

Sekilas aku melihat Dery yang duduk dengan tenang mendengar penjelasan pak Martono, terlintas lagi di pikiranku kalo dia sekarang sudah berubah dan beda dari yang dulu. Sekarang dia tampak jauh lebih dewasa dengan wajah yang imut, putih bersih plus kacamata minus nya yang membuat dia terlihat lebih keren tapi tetap aja jahil nya gak berubah itu yang buat aku suka sama dia.

      'Akhirnya' ucapku lega ketika mendengar bell istirahat dan bergegas ke kantin karena pagi tadi gak sempat sarapan biasa  kesiangan lagi bangunnya.
Segera aku merangkul Sasha untuk menemaniku ke kantin.

       ' Ya ampun Kei santai dikit kenapa, gak bakal lari tuh kantin' - ucap Sasha sebel karena aku mengajaknya lari menuju kantin.

       ' Iya tau tapi makanannya yang bakal lari, ayo deh jangan manja cepetan' - jawabku sambil memegang tangannya agar lebih cepat sampai kantin.

Sesampainya dikantin aku bergegas memesan Ketoprak plus kerupuk  yang banyak, itu menu favoritku.
Langsung deh aku duduk rapi menanti pesanan dengan perut yang keroncongan, sedetik kemudian pikiranku berubah ketika melihat Dery jalan bersama teman barunya menuju kantin dan kurasakan jantungku berdetak kencang tapi secepat mungkin aku memalingkan muka dan berusaha meredakan situasi hati ini.

' kenapa Kei kok gugup gitu?' - tanya Sasha.

'gugup dari mana, enggak kok aku cuman lapar Sasha' - jawabku berusaha menenangkan diri.

Akhirnya makanan pun datang dan ternyata tiba-tiba Dery berjalan menghampiriku spontan.aku merasa gugup.

'makan itu baca doa dulu kebiasaan deh main makan aja' - ucap Dery ketika berdiri tepat didepanku dan belum sempat aku jawab dia sudah melongos  pergi mencari bangku di kantin ini.

Dan aku cuman bisa diam sambil berpikir 'tau aja ini anak kalau aku lupa baca doa' sambil senyum melihat tingkah konyol ku.

2 komentar:

Efnu mubarok mengatakan...

Ini cerita fiksi atau emang nyata ?

Isa Bukan IsSa mengatakan...

Maunya gimana?

Posting Komentar


up