Menanti Masa Lalu (Chapter 5)

    Aku terbangun dari tidur dan melihat jam di dinding menunjukkan pukul 6 pagi, hari ini hari minggu dan waktunya untuk olahraga.
Aku bergegas beranjak dari tempat tidur dan siap-siap buat ke lapangan.
      Sesampainya di lapangan ada hal aneh yang aku lihat, benar saja ternyata Dery sedang main basket bersama Sasha dan itu tumben banget dia ada disini.
        Aku berjalan melongos mendekati mereka berdua, belum juga aku mendekat tiba-tiba Dery menoleh dan menyapaku.

       'Pagi Kei, lama banget sih kamu?' ucap Dery.

       lama? Emang ada urusan apa sama aku? - tanya aku balik.

       gak ada sih cuman pengen ketemu kamu aja - goda Dery

      perlu tanda tangan sekalian gak? Atau penanda dari tangan ini - jawabku sewot sambil menunjukkan gumpalan tinju dari tangan.

       kalian berdua kapan bisa akurnya sih...
- kata Sasha mencoba menengahi kami berdua.

        aku mencoba menenangkan pikiran sesaat dan kembali teringat Satria, biasanya ada dia disini dengan senyum manis dan basketnya.

       tanpa sadar aku senyum dengan tatapan penuh lamunan yang bikin Dery mendekat dan menyadarkanku dari lamunan.

      ' masih pagi kerjaannya ngelamun aja, yang ganteng gini dicuekin' - ucap Dery membuyarkan lamunanku.

      lagi-lagi Dery membuat jantung ini berdetak kencang dan aku langsung mengambil bola basket dari tangannya dan kami bertiga mulai menikmati kebersamaan ini melalui basket.

       Sasha meminta waktu untuk istirahat dan kami menyetujui itu. Dery memberiku air minum dan dengan cepat Sasha ngeledek kalo yang capek dan butuh minuman itu dia buka aku, Dery tertawa malu dan memberi Sasha minum saat itu juga.

Malam nya aku merasa harus tidur cepat karena aku gak mau lagi terlambat ke sekolah, saat aku mencoba memejamkan mata, ringtone sms ku pun berbunyi yang isinya.

        ' Selamat tidur putri cantik '

Ya, membaca sms itu tanpa nama pengirim tepatnya tanpa identitas membuat aku bingung sekaligus kaget, siapa coba yang sms malam gini dengan kata-kata seperti itu.
Aku mencoba untuk tidak menghiraukannya dan mencoba tidur kembali.

Pagi harinya aku kembali menerima sms dari pengirim yang sama.

       ' Selamat pagi cantik, jangan lupa sarapan ' - Y

Kali ini sms yang dia kirim diakhirannya ada inisial 'Y'

Dikira aku bakal penasaran maaf aja gak akan!

Sesampainya di sekolah aku menunjukkan sms itu ke Sasha dan Sasha bilang mungkin itu fans aku, Oh Tuhan mimpi apa punya fans tanpa identitas kaya gini dan bikin kaget.

      

      

Menanti Masa Lalu ( Chapter 4)

       Satria satria satria akhir-akhir ini aku lagi asyik-asyiknya berteman sama dia, kami menghabiskan waktu sore dengan bermain basket dan terkadang kami main sepeda bersama, Sasha juga ikut tapi jarang banget karena dia lagi sibuk latihan Basket di sekolahan buat ikut kompetisi antar sekolah bulan depan.
        Semakin kesini semakin akrab hubungan kami dan sudah tidak ada lagi muka jaim dan tingkah jaim diantara kami.
Seminggu sudah Satria di sini dan tinggal beberapa hari lagi dia liburan disini dan aku cukup merasa kurang bahagia mendengar kabar itu.
       Ada hal yang buat aku suka dengan Satria yaitu perhatiannya, perhatian akan diriku dan dia selalu mengerti apa yang aku rasakan.
Kami banyak cerita tentang kehidupan dan keseharian yang dijalani dan aku juga cerita tentang Dery ke dia.
Awalnya agak canggung membahas tentang itu tapi melihat sikap Satria yang terbuka aku merasa nyaman untuk bercerita.

   Satria dengan sikapnya yang manis dan senyum yang menawan membuat aku selalu nyaman dan dimengerti kalo didekatnya, berbanding terbalik dengan Dery yang selalu membuat ulah dan kesal tapi sama-sama bisa membuat aku terswnyu

    'Kamu jadi pulang Kamis besok?' - tanyaku tiba-tiba

    ' iya karena urusan Papa ku  sudah beres disini' - jawab satria dengan senyumnya

Kami saling diam ditemani Senja yang mulai pudar karena gelapnya malam yang akan menggantikannya.

    ' Besok pulangnya jam berapa?'
- Tanya ku sambil berharap itu tidak terjadi.

   ' siang kayaknya jam 2an gitu'

    ' Berarti kita masih bisa ketemu sehabis aku pulang sekolah besok' - kataku sambil berharap.

    Satria hanya menjawab dengan senyuman, senyuman yang bikin aku lupa waktu.

KEESOKAN HARINYA

*Bunyi bel pulang sekolah

    ' Keinaaaaaa tunggu aku' - teriak Sasha melihat aku keluar dari kelas dengan cepatnya.

     sampai didepan gerbang sekolah Sasha minta berhenti buat narik napas

    ' Ya ampun Sasha cepetan ntar Satria keburu pergi' - ucapku gelisah

    ' bentaran Kei aku capek'

Seketika aku menarik tangan Sasha agar mau bergerak dan berlari bersama menuju tempat penginapan Satria yang tidak begitu jauh dari sekolah dan rumahku.

Sesampainya disana dengan napas yang ngos-ngosan kami menghampiri Satria.

    ' Kalian kenapa ngos-ngosan gini?- tanya Satria heran

     ' Kei gak sabaran pake ngajak lari segala' - omel Sasha

     Satria hanya tertawa kecil mendengar omelan Sasha dan aku tersipu malu.

      ' Jadi kapan berangkat?- tanyaku cepat untuk mengalihkan situasi

      ' bentar lagi nih tinggal nunggu papa aku aja, eh iya ini aku ada kenang"an buat kalian berdua' -
Ucap Satria sambil mengeluarkan sebuah bola basket dari dalam tasnya.

     'Aku harap kalian mau jaga ini bola, nanti kalo aku kesini lagi kita bakal main bareng lagi' - kata Satria sembari memberikan bola itu ke Aku

      ' jaga baik-baik ya Kei, Sha kalian udah memberi kesan terindah di liburanku kali ini'

Aku tidak bisa berkata apa-apa, beberapa saat kemudian Satria bersiap berangkat dan kami saling bersalaman saat itu Satria berbisik pelan ditelingaku ' Aku akan selalu mengingatmu dan tunggu aku kembali'

Aku hanya bisa diam dan kaget sementara itu Satria masuk kedalam mobil dan tersenyum manis untuk terakhir kalinya didepanku.

Terdengar nyaring teriakan perpisahan dari mulut Sasha dan aku hanya bisa melambaikan tangan sambil bengong heran terhadap apa yang kudengar tadi dari Satria.

Menanti Masa Lalu (Chapter 3)

     Senyum itu senyum termanis yang aku liat hari ini hmm Dery kalah deh *ucapku dalam hati sambil senyum-senyum gembira melihat Satria main basket.

       'Akhirnya lapangan basket ini cerah kembali, lama gak ada pemandangan indah kaya gini biasanya kita berdua mulu yang jadi penghuni ini lapangan, ya gak kei?' - ucap Sasha sambil mengarah ke Satria yang lagi asyik main basket.

       'iya juga sih... Udah ah bawel main yuk, kita lawan tuh Satria sebagai tanda perkenalan biar akrab'

      ' ayoook aku suka ini' - jawab Sasha semangat.

      Sore ini kami bertiga menghabiskan waktu dengan tanding basket sampai malam padahal janji awalnya gak semalam ini dan aku merasa senang banget meski sehabis main basket dan pulang kerumah diomelin ibu karena pergi gak bilang-bilang dan pulang malam tapi setidaknya aku gak nyesal ngejalaninya meski akhirnya dimarahi.

Sekolah -

      Pagi ini aku merasa kepagian datang ke sekolah gimana gak masa' Sasha belum datang biasanya yang paling awal datang itu dia bukan aku.
Karena bosan dengan suasana didalam kelas aku memutuskan untuk ke kantin sendirian, baru juga keluar dari pintu kelas tiba-tiba ada yang menghadang dari arah depan, sempat bikin kaget dan ternyata itu Dery.

    'eh manusia kenapa juga didepan pintu gitu gak tau apa orang mau lewat' - karena kaget jadinya aku ngomong dengan nada agak tinggi dan cukup mengesalkan

   'hai juga manusia, kenapa sih pagi-pagi udah marah aja' - godanya dengan santainya

    ' aku mau kekantin, minggir deh ngalangin jalan aja kamu'- ucapku kesal

     ' makin imut tau kalo kesal gitu, yaudah yuk sama- sama kekantin' - ajaknya tiba-tiba

     aku terdiam sejenak dan heran

     'ayooo buruan katanya mau.kekantin' - dengan cepatnya Dery menarik tangan aku dan menggandeng tanganku menuju kantin.

     ' apa-apaan ni pakai gandengan segala emang kamu kira aku buta arah' - kataku sambil melepas gandengan, bukannya aku marah tapi malu aja kalo orang-orang pada ngeliatin gitu.

      ' ohh iya sorry deh, cepetan makanya aku udah lapar banget maklum tadi gak sempat sarapan dirumah ' - ucapnya seketika

     ' sumpah gak nanya ' - jawabku sambil berlari menuju kantin

    ' Dasar Keina ' - sambil ikut mengejar aku menuju kantin

Sesampainya dikantin aku hanya pesan es jeruk sedangkan Dery benar aja kelaparan dia pesan Nasi goreng plus telor plus minumnya Jus Apel.

     ' ya ampun kamu makan apa makan der' - tanyaku agak kaget

     ' ya makan dong, eh Kei kamu gak makan?'

     ' Ga, lagi gak pengen makan didepan orang aneh ' - ucapku ngeyel

      seketika Dery hanya tertawa dan tiba-tiba memencet hidungku.
Ya sikap yang kayak gini yang bikin aku gak bisa ngelupain dia, selalu ada kejutan dibalik sikapnya yang nyantai.
Makanan datang eh maksudnya makanan Dery gitu dan Dery benar saja dengan lahapnya makan semua yang ada dihadapannya.
Sementara itu Sasha nyamperin aku kekantin dan ngomel dengan semangatnya kalo dia hari ini telat dan yang salah adalah jam dirumahnya karena jam dinding dirumahnya telat hampir satu jam yang bikin kesal seisi rumah gak ada yang nyadar kalo itu jam bermasalah akhirnya satu rumah telat semua.
Yah begitulah Sasha kalo gak heboh bukan dia.
       'eh iya tumben banget kalian berdua kekantin samaan gini?' tanya Sasha tiba-tiba dan sempat bikin aku tersedak karena bingung.

     'tuh si Dery ikut-ikutan' - jawab ku singkat

     ' masa putri secantik ini harus kekantin sendirian makanya aku temenin' - ucap Dery sambil menggoda aku yang ada didepannya

     ' Hahaha Dery gombalnya kepagian, yuk deh Kei kekelas bentar lagi masuk nih ' - Sasha mengajakku kekelas dan aku sempat bengong sebentar atas pernyataan dari Dery td, ini anak bercanda gak bercanda susah dibedain yaudah lah ya aku syukuri aja kalo emang aku cantik *ketawa dalam hati.

    'aku kekelas duluan ya der'

   belum sempat aku melangkah tiba-tiba Dery menahan tanganku dan berkata 'Hati-hati ya tuan putri'  dengan senyum manis yang mengembang di bibirnya.
Seketika suasana jadi hening dan jantungku berdetak tak seperti biasanya ya terasa sangat kencang.

   'Please jangan lebay' - ucapku mencoba mengalihkan susana

'tau nih Dery kesambet apa pagi ini ngegombalnya jago banget, yuk ah Kei balik kekelas' - kata Sasha bingung dan langsung mengajakku kembali kekelas.

Aku berjalan menuju kelas tanpa harapan pasti kalau yang Dery ucapkan itu tulus dari hati dan benar adanya. Aku hanya berpikir kalau itu sebuah lelucon kami sebagai teman lama.

    pelajaran hari ini lagi-lagi bikin aku pusing tujuh keliling, ya ampun kapan sih aku pintar biar bisa pejam mata aja gitu ngadapin ini pelajaran *omelku dalam hati


up